Kitab untuk Sang Ustadz [siapa mau ikuuuut? ayoo ikuutan =D]

“Saya mencoba menawar agar pembeliannya bisa dicicil sejuta per bulan…” Ujar Solikhun, ustad muda yang kerap jadi rujukan para aktivis Islam di Yogyakarta. “Tapi tidak diperkenankan. Harus tunai Rp 7 juta.”


Ilustrasi bukan kitab dimaksud, diambil dari http://kitaabun.com
Keinginan ustad yang menggeluti kajian fikih secara komprehensif dan lintas mazhab ini adalah menuntaskan kedahagaannya akan sebuah hadis. Satu hadis yang diperselisihkan derajatnya oleh para pakar hadis kontemporer, semisal al-Albani dan al-Arnauth. Kitab Ta’liq Musnad Imam Ahmad seharga 7 juta rupiah harus dipesannya ke Timur Tengah. Sayang, keinginan Solikhun untuk sementara ini terpendam.

Meski berpendidikan formal tidak sampai jenjang SMA, jangan salah sangka pada gairah ustad dari Jawa Timur ini dalam mereguk ilmu. Keingintahuannya soal hadis di atas menggambarkan bagaimana ia takpuas dengan keterangan yang sepotong-potong.
Suatu ketika, ia pernah bercerita harus merogoh isi dompetnya untuk membeli kitab (Solikhun hanya membeli kitab rujukan dalam bahasa aslinya, Arab) seharga yang bikin mahasiswa mengernyitkan dahi. Tanpa ada beban, ia relakan uang yang ada untuk memenuhi hasrat mencari ilmu agama.
Kitab 7 juta (kalau taksalah karya Asy-Syaikh Syu’aib Al-Arna’uth) terdiri dari 51 jilid. Ia merupakan referensi yang rencananya akan digunakan Solikhun buat mengajar dan sekaligus menulis. Sebuah tema thaharah tengah dia coba rampungkan untuk buku pembelajar Islam awal. Begitu pun tema-tema yang lain. “Saya sudah membuat outlinenya, Mas.”
Sebagai penghematan, menurutnya, bisa saja kitab itu ia unduh dari Maktabah Syamilah. Tapi untuk dikaji, format kitab—apalagi hingga 51 jilid—lebih memadai dalam bentuk konvensional, cetak. Malam Ramadhan kemarin, saya bisa merasakan getirnya hasrat menuntut ilmunya yang belum padam meski kitab incarannya belum teraih.
Sungguh saya kadang merasa malu pada ustad ini. Cita-cita dan himmahnya (passion) mencari ilmu begitu mewarisi seorang sarjana mumpuni. Takberlebihan ketika Daud Rasyid, salah satu doktor hadis yang dimiliki negeri ini, mengomentari kemenggebuan Solikhun dalam mencari hadis dimaksud di atas. “Yang Antum ingin ketahui itu sebenarnya bahan kajian di pascasarjana Al Azhar.”
Tentu, Solikhun tidak berniat jumawa atau gagah-gagahan mencari kitab demi popularitas. Ia justru sosok bersahaja yang rela keluarkan dana pribadinya demi ilmu. Sementara beberapa koleganya memilih berdakwah di parlemen, ia terus membina anak-anak muda dengan tsaqafah dasar secara runut dan sistematis. Sebuah pilihan yang mestinya ada perhatian dari komponen umat.
Semisal persuaan malam itu saya punya dana berlebih sesuai harga kitab yang diburunya, takragu diwakafkan pada Solikhun. Atau paling tidak, saya bisa membantu membelikan beberapa jilid, yang sisanya saya berharap ada empati serupa dari beberapa rekan yang memiliki rezeki lebih. Wakaf ataupun infak buku kepada seorang ustad atau guru yang teruji ketulusannya berbagi ilmu, sungguh sebuah aktivitas agung. Terlebih di Ramadhan.
Maka, diam-diam, saya taksampaikan pada sang Ustad ajakan dan lontaran ini: wakaf buku berjamaah guna membelikannya kita Ta’liq tadi. Saya tahu, ia takenak kalau diberitahukan. Selaku umat yang butuh pencerahan ilmu agama, zalim rasanya kita hanya mendengar kajian-kajian Ustad Solikhun sementara kita takmau tahu ia begitu memikirkan sebuah kitab yang dipandangnya amat penting namun sayang belum mampu terbeli.
Anda tergerak? Ayo kita bantu diam-diam dalam kejutan produktif, sebelum kitab itu kian naik hargannya. Kontak e-mail saya saja buat tanya soal teknisnya. []

Catatan:
Semalam (25/7), kepada saya Ustad Solikhun hanya singgung angka 7 juta. Angka ini sudah lama (karena beliau juga pernah bilang di beberapa bulan sebelumnya), maka dalam gerakan ini kita cadangkan kenaikan harga kertas dan bea kirim dari Timur Tengah. Saya hitung-hitung kebutuhan untuk 51 jilid kira-kira Rp 200 ribu/jilid. Tentu wakaf pembaca budiman tidak dibatasi. BIlapun dana terhimpun dari wakif berlebih, rencananya akan kami persilakan ke Ustad Solikhun untuk membeli kitab yang masuk dalam prioritas berikutnya, insya Allah.

GERAKAN WAKAF KITAB Bisa dikirim ke Rek. BRI Syariah cab. Jogja 1003752522 atas nama Muhammad Adhi Fibrian Ali Saifulloh. Tuliskan keterangan “Wakaf Kitab” saat mentransfer ya. Kontak pengelola gerakan: Brian (0857 2975 1825)

#fajar copas dari blognya pak Yusuf Maulana editor pro-u di sini
___________________________________________________________________________________

teman-teman yang sering ke lapak fajar mungkin sudah tak asing dengan nama ustadz Sholihun ini. Beliau ustadz di jogja yang paling fajar favoritkan. Yang pertama mengenalkan cinta pada kitab, kesungguhan cinta pada ilmu-ilmu ‘ulama. Fajar sering mengistilahkan beliau dengan “ustadz kitab berjalan”. Ngefans berat deh ah.. hehehe.. Pagi ngisi sore siang ngisi sore ngisi dari berbagai kitab pun ngalir aja.. masyaAllaah. dan daya ingat belaiau itu luar biasa. dari kitab apa gitu tau. Meski secara formal beliau tak pernah mengenyam bangku kuliahan. Tapi ilmunya luaaaarrr biasa. Manteb. Wawasan mengenai dakwah kampus pun ke
ren. Dan dakwah sya’bi pun TOP BEGETE. Beliau wawasannya sangat luas mengenai persoalan-persoalan real yang ada di masyarakat dan bagaimana kita harus menyikapinya secara kultural.

Oiya dulu fajar juga pernah bilang (di qn kalo ga salah) kalo beliau itu pernah bilang “kitab ini lebih penting dari istrinya” ketika kehilangan sebuah kitab berharga. Sedihnya luar biasa. Begitu cintanya pada ilmu.

Pernah dulu di sebuah tatsqif beliau bercerita penuh canda mengingat-ingat peristiwa beberapa hari sebelumnya, bahwa beliau baru saja minjem uangnya brian (waktu itu brian juga ada di situ) untuk membeli kitab-kitab. “Ya kemarin terpaksa pinjem uang mas Brian, buat beli kitab.” sambil tertawa. Nilainya jutaan waktu itu. Waktu itu fajar hampir nangi dengernya. Tertampar. Belum bisa memprioritaskan dana demi ilmu seperti itu. Dan beliau dengan keterbatasan yang ada tak mengenal kata cukup untuk ilmu yang dimiliki. Pembelajar sejati.

Jadi bagi rekan-rekan yang berkenan untuk ikut serta dalam wakaf ini, fajar seneeeng banget. hehehe. InsyaAllaah akan menjadi amal jariyah dan berbuah ilmu yang bermanfaat. Kitab itu akan dipegang orang yang sangat tepat dan tertularkan ilmunya ke khalayak luas… jadi.. yuuk.. *halah.. hehehe..

Jazaakumullaahu khoyron

Kalo ada yang mau bantuin nyebar silakan.. =) *sangat senang… hehehe *mauuunya..